Hanya sedikit merek yang berani gagal di depan publik dalam industri jam tangan Swiss yang terkenal konservatif, apalagi yang memilih untuk bangkit dari kegagalan itu. TAG Heuer TH-Carbonspring adalah salah satunya, di mana sebuah inovasi kembali terlahir dari kegigihan untuk memperbaiki apa yang pernah tidak berjalan sesuai rencana.
Table of Contents
ToggleDari Isograph Menuju TH-Carbonspring
Kisah berawal pada 2019 ketika TAG Heuer memperkenalkan teknologi Isograph, sebuah hairspring berbahan karbon komposit yang diklaim lebih presisi dan tangguh daripada hairspring tradisional berbahan logam atau silikon. Secara teori, teknologi ini dapat meningkatkan isocronism—kemampuan mesin jam menjaga akurasi dalam berbagai posisi dan kondisi suhu—sekaligus memberikan ketahanan terhadap magnet dan guncangan.
Namun, kenyataan di lapangan tidak seindah konsepnya. Produksi massal Isograph terbukti jauh lebih kompleks daripada perkiraan awal. Variasi kecil dalam struktur material menyebabkan inkonsistensi performa dari satu unit ke unit lainnya. TAG Heuer akhirnya menarik kembali model-model yang menggunakan teknologi ini, termasuk koleksi Autavia, dan memilih untuk menghentikan proyek tersebut sementara waktu.
Daripada menghapus jejaknya, TAG Heuer memilih jalur yang lebih panjang dan lebih berat: menyempurnakan teknologi itu dari nol.
Riset Enam Tahun yang Mengubah Arah
Dibutuhkan enam tahun riset dan pengujian di TAG Heuer Institute untuk melahirkan versi baru dari teknologi yang kini dikenal sebagai TAG Heuer TH-Carbonspring. Tidak lagi disebut “Isograph”, teknologi ini kini berupa hasil rekayasa ulang total.
TAG Heuer TH-Carbonspring tetap menggunakan prinsip dasar yang sama, yaitu spiral tipis berbahan karbon komposit, tetapi dilengkapi struktur dan proses fabrikasi yang sepenuhnya baru.
Melalui metode Chemical Vapor Deposition (CVD), lapisan karbon dibentuk dari fase gas hingga menghasilkan kombinasi antara nanotube dan lapisan karbon amorf. Hasilnya adalah hairspring yang ultra ringan, tidak terpengaruh magnet, tahan terhadap suhu ekstrem, dan memiliki elastic modulus yang konsisten antarunit.
Perbedaan terbesar dibanding generasi Isograph terletak pada proses pembentukan collet, yakni komponen kecil di bagian tengah hairspring yang biasanya terpasang secara manual. Pada TAG Heuer TH-Carbonspring, collet kini tumbuh langsung bersama struktur spiral karbonnya dalam satu proses produksi. Artinya, tidak ada tahap penyambungan tambahan yang dapat memicu deviasi presisi. Langkah ini bukan hanya mengurangi margin kesalahan, tetapi juga memungkinkan proses produksi yang lebih stabil dan efisien dalam skala industri.
TAG Heuer telah mengajukan empat paten yang melindungi metode pembuatan dan struktur material baru ini. Setiap heliks karbon diukur, diuji, dan dikalibrasi dengan tingkat toleransi mikron, memastikan bahwa setiap TH-Carbonspring memiliki sifat mekanik yang identik.
Presisi yang Bisa Diukur
Dalam pengujian internal, TAG Heuer TH-Carbonspring menunjukkan peningkatan performa yang signifikan dibanding hairspring logam tradisional. Material karbonnya memiliki koefisien ekspansi termal yang hampir nol, menjaga kestabilan panjang spiral meskipun terjadi perubahan suhu ekstrem.
Selain itu, densitas material yang jauh lebih rendah dari baja membuat kelembaman sistem osilasi berkurang, yang berarti pergerakan balance wheel menjadi lebih efisien dan presisi waktu lebih terjaga.
Daya tahan terhadap guncangan pun meningkat drastis. Dalam simulasi benturan setara 5000G—setara dengan kejutan yang bisa mematikan hairspring logam konvensional—TH-Carbonspring tetap mempertahankan amplitudo ayunan tanpa deformasi permanen.
Sementara itu, ketahanan terhadap medan magnet membuat deviasi waktu akibat paparan magnet eksternal menjadi nyaris nol, sebuah pencapaian penting di era modern di mana perangkat elektronik ada di mana-mana.
Inovasi yang Mendiferensiasi
Banyak manufaktur Swiss kini beralih ke hairspring silikon karena sifat anti-magnetiknya, tetapi TAG Heuer mengambil arah berbeda. Dengan TAG Heuer TH-Carbonspring, mereka mengembangkan material yang tidak hanya menyaingi silikon, tetapi juga mengatasi kelemahannya.
Tidak seperti silikon yang rapuh dan sulit diperbaiki, hairspring karbon dari TAG Heuer menawarkan kombinasi unik antara kekuatan struktural, fleksibilitas, dan konsistensi performa. Lebih dari sekadar inovasi teknis, TH-Carbonspring menegaskan bahwa TAG Heuer tidak bergantung pada pemasok eksternal untuk komponen penting mesin jamnya.
TAG Heuer TH-Carbonspring bukan sekadar proyek riset yang berhasil. Ia adalah simbol bagaimana merek berusia lebih dari 160 tahun ini terus mempertahankan semangat inovatifnya. Apa yang dulu dikenal sebagai “Isograph” kini bereinkarnasi sebagai “TH-Carbonspring,” dengan fondasi ilmiah yang jauh lebih matang, proses produksi yang terukur, dan performa yang bisa dibuktikan.