Dalam industri barang mewah, minat terhadap jam tangan pre-owned kian meningkat. Menurut data dari Boston Consulting Group (BCG), penjualan jam tangan mewah secondhand di seluruh dunia pada tahun 2021 mencapai 22 miliar dollar AS atau sekitar Rp 337,3 miliar. 

Di Indonesia pun, ketertarikan terhadap jam tangan pre-owned juga terus mengalami peningkatan. Hal ini bisa terjadi karena beberapa jam memiliki nilai jual kembali yang tinggi, sehingga bisa dijadikan sebagai sarana investasi. 

Jam Tangan Mewah dengan Nilai Jual Kembali Paling Tinggi

Di Luxehouze, bahkan ada beberapa produk jam tangan pre-owned yang berhasil dijual kembali dengan harga melebihi harga retail. Berikut ini jam-jam tersebut:

1. Patek Philippe Aquanaut 5167R

Aquanaut merupakan salah satu koleksi Patek Philippe yang paling populer, dan tipe 5167R menjadi salah satu yang paling laris di pasar jam tangan secondhand. Di Luxehouze, penjualan varian pre-owned untuk produk ini mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dari tahun 2022 ke 2023. 

Salah satu daya tarik dari jam ini adalah desain serta ukurannya yang standar, membuatnya cocok digunakan baik oleh kolektor pria maupun wanita. Selain itu, desainnya juga tergolong sederhana, sehingga cocok digunakan dari generasi ke generasi. Bisa dibilang, Aquanaut 5167R merupakan jam tangan abadi yang tak lekang oleh waktu.

Inilah yang membuat banyak orang tertarik menggunakan jam satu ini sebagai investasi. Saat ini, Patek Philippe memasarkan Aquanaut 5167R dengan harga 45.540 dollar AS atau sekitar Rp 698 jutaan. 

Versi secondhand-nya bisa dipasarkan dengan harga lebih tinggi dari nominal tersebut. Misalnya, menurut data WatchAnalytics, versi pre-owned dari jam ini dipasarkan dengan kisaran harga 75.462 euro atau sekitar Rp 1,2 miliar, atau 41% lebih tinggi dari harga jual versi barunya.

2. Patek Philippe Nautilus 5711/1A Blue & White

Selain Aquanaut, Nautilus juga menjadi koleksi yang cukup banyak dicari dari Patek Philippe. Secara khusus, tipe yang paling laris di Luxehouze adalah 5711/1A varian blue dan white.

Nautilus 5711/1A Blue versi pre-owned berhasil terjual dua kali lipat lebih tinggi di tahun 2023 dibanding tahun sebelumnya. Sementara, tipe 5711/1A White terjual hingga tiga kali lipat lebih banyak dari tahun 2022. 

Patek Philippe sudah tidak lagi memasarkan Nautilus 5711/1A secara resmi. Sebagai produk yang sudah discontinue, maka konsumen harus menjatuhkan pilihan pada tipe pre-owned

Biasanya, jam tangan yang sudah tidak lagi diproduksi bisa memiliki nilai jual kembali yang semakin melesat tinggi. Sebab, produk tersebut dinilai semakin langka, sementara peminatnya masih cukup banyak. 

Inilah yang membuat Nautilus 5711/1A versi secondhand dapat terjual dengan nilai fantastis. Berdasarkan informasi di WatchAnalytics, versi pre-owned dari jam ini dijual seharga 115.983 euro atau setara dengan Rp 1,9 miliar.

3. Richard Mille RM11-03 Ti

Selain Patek Philippe, Richard Mille juga menjadi salah satu merek yang berhasil menghadirkan jam dengan nilai jual kembali paling tinggi. Jam tersebut adalah RM11-03 Ti yang terbuat dari material titanium. 

Bahan titanium merupakan material paling kuat dalam jam tangan, membuat RM11-03 Ti memiliki daya tarik tersendiri. Desainnya pun fleksibel, cocok dipakai untuk menghadiri acara formal maupun kasual. 

RM11-03 menjadi jam tangan pertama dari Richard Mille yang dirancang dengan mesin chronograph. Jam ini juga yang menjadi pendobrak popularitas Richard Mille dalam industri jam tangan. 

Sama seperti Nautilus 5711/1A, saat ini RM11-03 Ti sudah tidak lagi diproduksi oleh Richard Mille. Jam ini menjadi jam yang sangat langka dan sulit didapatkan, sehingga banyak pembeli rela membayar tinggi untuk tipe pre-owned

Di Luxehouze sendiri, angka penjualan RM11-03 Ti versi pre-owned di tahun 2023 mencapai dua kali lipat dari penjualan di tahun 2022. Data pada marketplace Chrono24 menunjukkan bahwa tipe secondhand dari jam ini bisa dijual dengan harga mulai dari Rp 3,7 miliar sampai Rp 7,1 miliar. 

4. Patek Philippe Nautilus 5726A

Sebagai produk best seller dari Patek Philippe, tidak heran kalau Nautilus 5726A menjadi salah satu jam yang banyak dicari, bahkan sampai varian pre-owned sekalipun. Daya tarik jam ini ada pada desainnya yang simpel dan harga yang lebih terjangkau. 

Tipe 5726A sering dibandingkan dengan Nautilus 5740 yang menggunakan tipe dial perpetual. Dari segi desain, fitur, dan ukuran, keduanya memang cukup serupa. Akan tetapi, Nautilus 5726A masih lebih diminati karena tampilan mesin yang tidak terlalu memenuhi bagian dial

Ciri khas itu membuat jam tangan satu ini sering dicari para kolektor yang baru pertama kali terjun dalam dunia jam tangan mewah.

Saat ini, Nautilus 5726A masih dipasarkan oleh Patek Philippe dengan harga 50.860 dollar AS atau setara dengan Rp 779,6 jutaan. 

Meski masih tersedia, namun banyak orang yang rela mendapatkan Nautilus 5726A tipe pre-owned dengan harga lebih tinggi. Di WatchAnalytics, versi secondhand dari jam ini bisa dibanderol mulai dari 77.434 euro atau sekitar Rp 1,28 miliar, lebih tinggi 39% dari harga jual tipe baru. 

Perkembangan Tren Jam Tangan Mewah di Indonesia, Singapura, dan Hong Kong

Selama beberapa tahun terakhir, minat terhadap industri jam tangan mewah terus mengalami peningkatan di negara-negara Asia, khususnya di Indonesia, Singapura, dan Hong Kong. Di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan jumlah impor jam tangan serta bagian-bagian jam tangan yang cukup tinggi.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, per Juni 2023, nilai impor jam dan arloji serta bagiannya mencapai 21,8 juta dollar AS atau setara dengan Rp 335,5 miliar. 

Sementara, Hong Kong juga mengalami peningkatan minat yang signifikan. Berdasarkan data Federation of the Swiss Watch Industry (FH), sampai dengan Juni 2023, nilai impor jam tangan mewah di Hong Kong mencapai 210.700.000 Franc Swiss atau sekitar Rp 3,6 triliun, meningkat sebesar 46,2% apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. 

Hong Kong dan Singapura sama-sama menempati posisi lima negara teratas dengan jumlah impor tertinggi untuk produk jam tangan asal Swiss. Masih dari data FH, impor jam tangan mewah di Singapura mencapai angka 158.000.000 Franc Swiss atau setara dengan Rp 2,7 triliun.

Data-data ini menunjukkan bahwa angka ketertarikan terhadap jam tangan mewah di Asia cukup fantastis, bahkan tak jauh berbeda dengan nilai impor di negara-negara Barat. 

Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Jam Tangan Mewah Secondhand

Survei yang dilakukan oleh BCG di tahun 2022 menunjukkan bahwa pasar jam tangan mewah secondhand kini diramaikan dengan konsumen muda. Sebagian besar dari mereka memilih jam tangan mewah sebagai sarana investasi karena risikonya yang tidak terlalu tinggi. 

Saat membeli jam tangan mewah, salah satu hal yang dipertimbangkan oleh para kolektor muda adalah peluang untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kenaikan harga jam tangan secondhand, salah satunya adalah kelangkaan produk.

Sejumlah jam tangan pre-owned yang laku terjual di Luxehouze merupakan jam tangan yang sudah tidak lagi dijual secara resmi, sementara popularitasnya masih sangat tinggi. Ini membuat jam-jam tersebut menjadi sangat langka. Kelangkaan inilah yang mempengaruhi kenaikan harganya.

Contohnya jam tangan Nautilus 5711/1A, jam yang berhenti diproduksi oleh Patek Philippe di tahun 2021, di saat popularitasnya sedang melonjak tinggi. Begitu Patek Philippe mengumumkan bahwa jam ini akan discontinue, harga di pasar secondhand langsung meningkat. 

Selain itu, tidak seperti jam yang masih diproduksi secara resmi, jam-jam discontinue tidak memiliki harga retail yang pasti. Sehingga, tidak ada tolak ukur untuk menentukan berapa harga maksimal untuk menjual kembali versi pre-owned-nya. 

Produk-produk limited edition juga punya peluang untuk dijual kembali dengan tarif lebih kompetitif. Jam tangan limited edition biasanya diproduksi dalam jumlah terbatas, memberikan kesan eksklusif bagi kolektor yang berhasil mendapatkannya. 

Kolektor yang sudah terjun lama dalam dunia jam tangan mewah umumnya memiliki keinginan untuk mengoleksi jam tangan paling langka. Dengan jumlah produksi yang terbatas, jam limited edition versi pre-owned bisa dipasarkan kembali dengan menetapkan harga yang lebih tinggi.*Data di atas hanyalah estimasi, bukan panduan rekomendasi investasi