Ada banyak sumber inspirasi untuk merancang gaun pernikahan. Bagi seorang Christie Basil, inspirasi ini datang dari cerita personal setiap kliennya.
Hal ini ia sebutkan langsung dalam pertemuan dengan Luxehouze. Beberapa waktu lalu, Luxehouze berkesempatan untuk mendatangi studio sang desainer, menyaksikan langsung proses kreatif serta koleksi gaun yang pernah dibuatnya.
Sejak awal memulai kariernya sebagai desainer gaun, Christie selalu meminta para klien menceritakan kehidupan serta latar belakang mereka. Cerita-cerita tersebut kemudian ia kembangkan menjadi ide desain gaun.
“Aku cuma ngobrol sama mereka, dengerin cerita mereka. Terus aku coba pikir, cerita mereka itu bisa dijadikan apa dalam bordiran,” jelasnya.
Ada banyak ide desain yang bisa dikembangkan dari cerita para kliennya, contohnya seperti bordiran, desain siluet, sampai detail tulisan.
Untuk bisa mendapatkan cerita kliennya, Christie selalu menyiapkan pertanyaan wawancara. Pertanyaan tersebut dibuat guna memicu klien-kliennya untuk menceritakan kisah kehidupan mereka dengan lebih mendalam.
Secara tidak langsung, hal ini menjadi keunikan yang membedakan hasil desain Christie dengan desainer gaun lainnya. Kebanyakan desainer dikenal dengan ciri khas jenis gaun tertentu dari hasil karya mereka.
Sementara, ia mengaku tidak memiliki karakteristik desain tertentu. Namun, caranya mengambil inspirasi dari cerita klien menjadi hal yang membedakannya dari desainer lain.
“Aku selalu dikenal dari feedback para brides, aku sangat variatif. Mungkin karena aku fokus ke story-nya,” ceritanya.
Karena lebih memprioritaskan cerita, Christie mengaku tidak memiliki Unique Selling Point dalam karyanya, melainkan Unique Story Point yang berfokus pada perjalanan setiap klien, sehingga bisa menghasilkan gaun yang lebih bermakna.
Inspirasi Masa Kecil dan Awal Mula Berbisnis
Di balik perjalanan karier Christie, ada sosok nenek yang menjadi sumber inspirasi pertamanya. Sejak kecil, ia sudah menerima perhatian dari sang nenek yang ditunjukkan dengan memperbaiki baju-baju yang rusak.
“Dari saat itu aku merasa itu cara Oma mengungkapkan perasaan dia. Jadi, buat aku, fashion itu jadi salah satu love language, bagaimana bisa mengomunikasikan perasaan,” tuturnya.
Tanpa disadari, hal ini membuat sang desainer tersebut semakin jatuh cinta pada hal-hal seputar jahitan, kerajinan tangan, dan penampilan.
Tentunya, kesuksesan seorang Christie Basil tidak hanya terlihat dari desain gaunnya, tetapi juga dari keahliannya dalam berbisnis. Karya-karyanya sukses dipasarkan dan dijual hingga memberikan keuntungan.
Dalam pertemuannya dengan Luxehouze, Christie mengungkapkan masa lalunya dalam berbisnis. Sejak kecil, ia sudah sering berjualan camilan serta tas dengan adiknya.
Hingga akhirnya zaman semakin berkembang dan semakin banyak orang yang berjualan lewat Instagram, ia pun mengembangkan usahanya sampai bisa menjadi pemasok ke Singapura.
Dari pengalamannya tersebut, tidak heran jika hingga saat ini, sang desainer tersebut juga sukses menjadikan hasil karya desainnya sebagai bisnis yang menjanjikan.
Tips Mix and Match ala Christie Basil
Usai menceritakan kisahnya, Luxehouze memberikan tantangan untuk memadukan busana dengan koleksi jam tangan mewah serta tas Hermès. Sebagai seorang desainer, tentu hal ini bukan hal yang sulit bagi Christie.
Ada dua look yang dihasilkan dari tantangan tersebut, yang pertama merupakan kombinasi Hermès Kelly 18 Epsom Nata serta jam tangan Audemars Piguet Royal Oak Tiffany Blue, dipadukan dengan gaun berwarna campuran hitam dan icy blue.
Karena Hermès Kelly memiliki warna off-white, akan lebih baik bila dipadukan dengan busana berwarna lebih kontras. Selain itu, bisa ditambahkan dengan aksesoris yang warnanya juga masih menyatu dengan warna gaun dan tas tersebut.
“Meskipun ada three tone, tapi nggak too much karena off-white itu warna yang neutral. Panduannya jadi cantik buat evening ataupun wedding,” jelas Christie.
Selain itu, ia juga membagikan look yang kedua dengan mengombinasikan Hermès Birkin Gold Epsom dan jam tangan Rolex Pink Datejust. Christie mengenakan gaun berwarna rose yang senada dengan Hermès Birkin tersebut.
Namun, supaya warnanya lebih terkesan hidup, ia memilih gaun berwarna pink dengan tone yang berbeda.
“Rose top itu soft banget dan Birkin ini gold-nya mengarah ke gelap. Jadi warnanya bisa matching, tapi masing-masing baju dan tas bisa stand out.”
Look yang dibuat oleh Christie ini bisa dijadikan inspirasi untuk gaya sehari-hari Anda. Koleksi tas Hermès dan jam tangan Rolex maupun Audemars Piguet masih tersedia di Luxehouze, dapat ditemukan dengan lengkap di marketplace online Luxehouze.
Apabila ingin melihat kondisi produk secara langsung, bisa juga mendatangi butik Luxehouze yang berada di Prosperity Tower unit 8AF, SCBD, Jakarta Selatan. Temukan fashion goods mewah pilihan Anda di Luxehouze sekarang!